Dosen UNZAH Genggong Pun Ikut Kajian Sirah Nabawiyah di Raluna

    Dosen UNZAH Genggong Pun Ikut Kajian Sirah Nabawiyah di Raluna
    Kajian Sirah Nabawiyah di Kedai Kopi Raluna Paiton Probolinggo

    PROBOLINGGO - Syaiful Islam, dosen Universitas Zainul Hasan Genggong, Kraksaan, Probolinggo memberikan pemaparan yang menarik dalam kajian bertema perutusan Nabi Muhammad SAW. Kajian ini mengangkat materi dari buku Sirah Nabawiyah karya Husein Haikal yang mengulas tentang etape-etape dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam. Senin (26/01/25).

    Syaiful dalam kesempatan itu menjelaskan tentang konsep "suhail" yang diurus oleh Nabi Muhammad SAW, membuka wawasan baru bagi peserta mengenai metode dakwah yang dilaksanakan Rasulullah. Dalam pemaparan tersebut, Syaiful juga menyampaikan bahwa perutusan Nabi Muhammad SAW adalah titik awal perubahan besar dalam sejarah umat manusia. Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai utusan Allah untuk menyampaikan wahyu dan petunjuk hidup yang sempurna bagi umat manusia. Pada tahap pertama dakwahnya, beliau menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penolakan kaum Quraisy hingga ancaman fisik. Namun, Nabi tetap teguh dalam menjalankan misinya, menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan kepada masyarakat Mekkah dengan cara yang penuh kesabaran dan hikmah.

    Buku Sirah Nabawiyah juga menggambarkan bahwa perutusan Nabi Muhammad tidak hanya terbatas pada ajakan untuk beriman, tetapi juga mencakup perubahan sosial dan moral dalam masyarakat Arab pada saat itu. Nabi Muhammad SAW mengajarkan tentang keadilan, persamaan hak, dan perlindungan terhadap kaum yang lemah. Salah satu aspek yang sangat menonjol adalah bagaimana beliau mampu mengubah sikap masyarakat yang dulunya kental dengan sistem perbudakan, kesenjangan sosial, dan kebiasaan menyembah berhala menjadi masyarakat yang berlandaskan pada ajaran tauhid dan akhlak yang mulia.

    Pada bagian-bagian selanjutnya dalam buku ini, Haikal menggambarkan bagaimana dakwah Nabi berkembang seiring dengan peristiwa hijrah ke Madinah, yang menjadi titik penting dalam memperluas penyebaran Islam. Hijrah tidak hanya mengubah status Nabi dan para pengikutnya, tetapi juga membuka babak baru dalam sejarah Islam, di mana komunitas Muslim pertama kali bisa membentuk negara berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Nabi Muhammad SAW menjadi teladan bagi umatnya dalam memimpin negara, menjaga persatuan umat, dan memperjuangkan kebenaran meskipun menghadapi berbagai ujian yang berat.

    Diskusi kajian semakin hidup ketika peserta melakukan dialog interaktif, saling memberikan komentar dan berbagi pandangan sesuai dengan referensi yang mereka baca. Kehadiran para peserta dalam diskusi ini memberikan nuansa edukatif yang memperkaya wawasan mengenai dakwah Islam pada masa awal. Dani Candra, sebagai moderator, berhasil mengendalikan jalannya forum dengan sangat baik. Ia mampu menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif, sehingga setiap peserta merasa dihargai untuk menyampaikan pendapatnya dan saling tukar pikiran secara konstruktif.

    Kajian ini menjadi salah satu kegiatan yang bermanfaat dalam memperdalam pemahaman peserta mengenai perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat untuk terus belajar dan mengamalkan nilai-nilai Islam. Buku ini juga mengajarkan pentingnya sabar, istiqamah, dan keikhlasan dalam berjuang di jalan Allah, serta bagaimana menyikapi tantangan dengan penuh kebijaksanaan.

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    Spektakuler! Kedai Kopi Raluna Ajak Pengunjung...

    Artikel Berikutnya

    Tegaskan Standar Kualitas dan Kuantitas...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa Anda Masih Berantakan
    Fungsi dan Wewenang DPR RI
    Polres Ngawi Siagakan Personel di Klenteng Sien Hien Kiong, Perayaan Imlek Berlangsung Kondusif
    Peringati Isra' Mi'raj 1446 H, Wakapolda Jatim Ingatkan Semangat Transformasi Menuju Polri yang Presisi
    Tim IWB dan @Pasopati Jatim Ungkap Kebusukan Mantan Bupati Banyuwangi dan Menpan-RB

    Ikuti Kami